Jurnalistik Online

Jurnalistik online disebut juga cyber journalism, jurnalistik internet dan jurnalistik web. Ini merupakan generasi baru jurnalistik setelah jurnalistik konvensional ( jurnalistik media cetak, seperti surat kabar ) dan jurnalistik penyiaran ( broadcast journalsim , seperti radio dan televisi ).

Pengertian jurnalistik online terkait banyak istilah, yakni jurnalistik, online, internet, dan website.  Jurnalistik dipahami sebagai proses peliputan, penulisan, dan penyebarluasan informasi ( aktual ) atau berita melalui media massa. Secara ringkas dan praktis, jurnalistik bisa diartikan sebagai memberitakan sebuah informasi.

Online dipahami sebagai keadaan konektivitas ( ketersambungan ) mengacu pada internet atau world wide web ( www ). Online merupakan bahasa internet yang berarti internet dapat diakses dimana saja dan kapan saja selama masih ada jaringan internet ( konektivitas ).

Internet merupakan singkatan dari Interconnection Networking. Secara sederhana, internet bisa diartikan sebuah jaringan global dari sebuah jaringan komputer.

Karakteristik Jurnlistik Online

Mike Ward dalam Journalism Online ( Focal Press, 2002 ) menyebutkan beberapa karakteristik jurnalistik online  sekaligus yang membedakan dengan media konvensional ( keunggulan ), yaitu :

    Immediacy, kesegaran atau kecepatan penyampaina informasi. Radio dan TV memang bisa cepat menyampaikan berita, namun biasanya harus menginterupsi acara yang sedang berlaku ( breaking news ). Jurnalistik online tidak demikian. Tiap menit, bahkan dalam hitungan detik, sebuah berita dapat diposting.

    Multiple Pagination, bisa berupa ratusan page ( halaman ), terkait satu sama lain, juga bisa dibuka tersendiri ( new tab / new window ).

    Multimedia, menyajikan gabungn teks, gambar, audio, video, dan grafis sekaligus.

    Flexibility Delivery Platfrom, wartawan bisa menulis kapan saja dan dimana saja, di atas tempat tidur sekalipun.

    Archieving, terarsipkan, dapat dikelompokan berdasarkan kategori ( rubik ) atau kata kunci ( keyword, tags ), juga tersimpan lama yang dapat diakses kapan pun.

    Relationship with reader, kontak atau interaksi dengan pembaca dapat langsung saat itu juga melalui kolom kometar dan lain – lain.

Prinsip - Prinsip Jurnalistik Online

Paul Bradshaw menyebutkan bahwa ada lima prinsip dalam jurnalistik online, yang terdiri dari  akronim bahasa Inggris B-A-S-I-C, yakni 'Brevity – Adaptability – Scannability – Interactivity – Community and Coversation'

    Keringkasan (Brevity). Berita dituntut untuk bersifat ringkas, untuk menyesuaikan kehidupan manusia dan tingkat kesibukannya yang semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan istilah umum komunikasi ‘KISS’, yakni Keep It Short and Simple.

    Adaptabilitas atau kemampuan beradaptasi (Adaptabilty). Para jurnalis daring dituntut agar mampu menyesuaikan diri di tengah kebutuhan dan preferensi publik. Dengan adanya kemajuan teknologi, jurnalis dapat menyajikan berita dengan cara membuat berbagai keragaman cara, seperti dengan penyediaan format suara, video, gambar, dan lain-lain dalam suatu berita.

    Dapat dipindai (Scannability). Untuk memudahkan para audiens, situs-situs terkait dengan jurnalisme daring hendaknya memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita.

    Interaktivitas (Interactivity). Komunikasi dari publik kepada jurnalis dalam jurnalisme daring sangat dimungkinkan dengan adanya akses yang semakin luas. Pemirsa (viewer) dibiarkan untuk menjadi pengguna (user). Hal ini sangat penting karena semakin audiens merasa dirinya dilibatkan, maka mereka akan semakin dihargai dan senang membaca berita yang ada.

    Komunitas dan percakapan (Community and Conversation). Media daring memiliki peran yang lebih besar daripada media cetak atau media konvensional lainnya, yakni sebagai penjaring komunitas. Jurnalis juga harus memberi jawaban atau timbal balik kepada publik sebagai sebuah balasan atas interaksi yang dilakukan publik tadi.

Sumber :
  • Syamsul, Asep M.. Romli. 2012. Jurnalistik Online Panduan Praktis Mengelola Media Online. Bandung: Nuansa Cendekia.
  • Internet
Syamsul, Asep M.. Romli. 2012. Jurnalistik Online Panduan Praktis Mengelola Media Online. Bandung: Nuansa Cendekia. - See more at: http://khestin.blogspot.com/2013/03/jurnalistik-online.html#sthash.KgYd5toI.dpuf

Mengenal Meta Tags

Meta tags adalah sejumlah kata dan kalimat yang menggambarkan profil dan konten ( isi  ) pada sebuah blog. Dalam konteks optimasi mesin pencari, ketika orang menyebut tag meta, mereka biasanya mengacu pada deskripsi meta tag dan meta tag kata kunci. 
Deskripsi meta tag dan meta tag kata kunci yang tidak terlihat oleh pengguna. Sebaliknya, ini tujuan utamanya adalah menyediakan tag meta data dokumen ke agen pengguna, seperti mesin pencari. Selain meta description terkenal dan kata kunci meta tag, ada yang lain meta tag yang berguna, termasuk meta http-equiv tag, meta refresh tag, meta tag robot, meta tag hak cipta, dan tag meta penulis, dll Tag ini digunakan untuk memberikan browser web dan mesin pencari laba-laba arah atau data pada berbagai informasi.
         
             Dalam Meta tags terdiri dari 3 bagian utama:
  •  Page Tittle ( Nama Blog ). Maksimum 60 huruf. Ex. Blog azizah – blog catatan kuliah
  • Description ( Meta descripton ). Maksimum 150 huruf.  Ex. Blog catatan kuliah komunikasi
  • Meta Keyword, terdiri dai 10 kata. Kata – kata kunci yang ada dalam konten blog. Ex. Catatan kuliah jurnalistik, dll. ( boleh di kosongkan ).
untuk membuat metatag, bisa masuk ke http://www.rankingtoday.com

Perkembangan Citizen Journalism di Indonesia

Citizen journalism adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita. Tipe jurnalisme seperti ini akan menjadi paradigma dan tren baru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa membentuk informasi dan berita pada masa mendatang. Yang mencari atau menyampaikan berita tersebut orang biasa dan bukan seseorang yang berprofesi sebagai wartawan. Bisa saja, profesi seseorang itu adalah guru, mahasiswa, tukang ojeg, dan sebagainya. 

Citizen journalism berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, media terutama internet. Karena setiap orang kini bisa menulis dan menyampaikan tulisannya kepada khalayak dengan mudah.
Saat ini, di Indonesia citizen journalism berkembang  cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya blog yang ada di Indonesia dan dibuat oleh masyarakat Indonesia. Keberadaan blog tersebut telah menandakan citizen journalism merupakan satu fenomena yang diminati dan akan terus berkembang dalam masyarakat. Keterbukaan dalam hal pengaksesan ataupun penyampaian informasi yang dimiliki oleh citizen journalism yang seiring dengan perkembangan jurnalisme online yang terus meningkat, menyebabkan keberadaan citizen journalism akan terus meningkat.
Berkembangnya jurnalisme online di Indonesia saat ini, dapat semakin menguatkan perkembangan citizen journalism. Dalam citizen journalism, masyarakat dapat membahas hal-hal yang tengah “hangat” dalam masyarakat dalam segala aspek. Kini, minat masyarakat pada jurnalisme online terus meningkat. Jurnalisme online telah menjadi prioritas bagi masyarakat dalam mengakses informasi. Hal ini menyebabkan perkembangan dari citizen journalism akan terus meningkat.
Perkembangannya di Indonesia dipicu ketika pada tahun 2004 terjadi tragedi Tsunami di Aceh yang diliput sendiri oleh korban tsunami. Terbukti berita langsung dari korban dapat mengalahkan berita yang dibuat oleh jurnalis profesional. Bahkan video yang dibuat warga saat kejadian ditayangkan oleh semua media televisi.
Setelah kejadian tersebut, makin banyak masyarakat indonesia yang melakukan hal yang sama, dengan memberikan informasi yang akurat, dan informasi yang berada disekitarnya.

Determinisme Teknologi Komunikasi dan Perkembangan Teknologi Komunikasi, beserta dampaknya.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Determinisme berasal dari bahasa Latin determinare yang artinya menentukan atau menetapkan batas atau membatasi. Secara umum, pemikiran ini berpendapat bahwa keadaan hidup dan perilaku manusia ditentukan oleh faktor-faktor fisik geografis, biologis, psikologis, sosiologis, ekonomis dan keagamaan yang ada. Determinisme juga berpegangan bahwa perilaku etis manusia ditentukan oleh lingkungan, adat istiadat, tradisi, norma dan nilai etis masyarakat. Istilah ini dimasukkan menjadi istilah filsafat oleh William Hamilton yang menerapkannya pada Thomas Hobbes. Penganut awal pemikiran determinisme ini adalah demokritos yang percaya bahwa sebab-akibat menjadi penjelasan bagi semua kejadian.

Teknologi sudah menjadi barang mutlak di era global ini. Apapun yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari teknologi. Mulai dari bekerja menggunakan laptop atau computer, penggunaan internet dan jejaring social, mesin otomatis dalam pabrik sampai hal kecil seperti memfotokopi kertas pun tak luput dari sentuhan teknologi yang terus dikembangkan. Di Jepang, telah digunakan ‘seorang’ robot yang membantu pelayan catering dalam membagikan makanan bagi karyawan dan karyawati dalam suatu perusahaan. Ini adalah suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa robot telah menjadi suatu hal mutakhir yang secara langsung dapat membantu meringankan pekerjaan manusia karena secara fisik pun, sebagian dari mereka berperawakan layaknya manusia berlapis baja. Bahkan, di Negara-negera maju seperti Jepang dan Jerman, robot sudah mulai diproduksi dan digunakan di pabrik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Determinisme Teknologi Komunikasi

Determinisme teknologi, artinya teknologi menjadi penentu dalam perubahan sosial masyarakat. Meritt Roe Smith mengatakan bahwa determinisme teknologi berawal dari asumsi bahwa teknologi adalah kekuatan kunci dalam mengatur masyarakat. Dalam paham ini struktur sosial dianggap sebagai kondisi yang terbentuk oleh materialistis teknologi.

Determinisme teknologi dapat diartikan bahwa setiap kejadian atau tindakan yang dilakukan manusia itu akibat pengaruh dari perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi tersebut tidak jarang membuat manusia bertindak di luar kemauan sendiri. Pada awalnya, manusialah yang membuat teknologi, tetapi lambat laun teknologilah yang justru memengaruhi setiap apa yang dilakukan manusia. Zaman dahulu belum ada Hand Phone dan internet. Tanpa ada dua perangkat komunikasi itu keadaan manusia biasa saja. Tetapi sekarang dengan ketergantungan pada dua perangkat itu manusia jadi sangat tergantung.

             Pencetus teori determinisme teknologi ini adalah Marshall McLuhan pada tahun 1962 melalui tulisannya The Guttenberg Galaxy : The Making of Typographic Man. Dasar teori ini adalah perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Menurut analisis Andrew Feenberg bahwa setidaknya ada dua premis dalam determinisme teknologi yang bermasalah:

1.      Pertama, teknologi berkembang secara unilinier dari konfigurasi sederhana ke arah yang lebih kompleks.

2.      Kedua, masyarakat harus tunduk pada perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia teknologi.

Kedua premis tersebut sulit diterima karena pola– ola teknologi itu sendiri banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial, kultural, dan politik dimana teknologi itu berada. Bijker dan Pinch juga mengatakan bahwa perkembangan teknologi tidaklah otonom dan tidak melalui suatu momentum yang bersifat inheren.

Teknologi akan masuk melalui tiga fase dalam interaksi kelompok sosial:

    Fase pertama, terjadi fleksibilitas interpretatif, di mana sejumlah kelompok sosial menginterpretasikan artefak teknologi secara berbeda.
     Fase kedua, terjadi proses stabilitas melalui interaksi antarkelompok sosial yang berujung pada sebuah kompromi.
     Fase ketiga, tercapai suatu kesepakatan dan persetujuan akan makna dari peralatan teknologi tersebut, pada fase ini desain dari artefak teknologi menjadi stabil. Dalam pandangan instrumentalis ( Sulfikar Amir, 2007 ), teknologi diciptakan untuk membantu mengatasi keterbatasan fisik manusia.

Pada satu sisi, kemajuan sains dan teknologi telah memudahkan manusia dalam mengatur berbagai aktivitas kehidupannya. Misalnya : kita bisa berhubungan dengan orang lain meskipun jaraknya berjauhan, melalui handphone, telepon, e-mail dan lain-lain. Pada sisi lain, implikasi kemajuan teknologi terasa sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan mental dan moral generasi muda.

Dalam konteks yang lain, perkembangan sains dan teknologi juga sangat berpengaruh terhadap keyakinan seseorang dalam menaati ajaran agamanya dan bisa melahirkan degradasi akidah dan ibadah dan menganggap seolah-olah komputer dan internet telah dianggap Tuhannya. Sebab definisi Tuhan menurut buku Introduction to Philosophy adalah sesuatu yang digandrungi oleh kita dan kita didominasi olehnya, itulah Tuhan. Menurut Jalaluddin Rahkmat, di era modern, televisi dan alat-alat teknologi akan dijadikan agama baru.

Dapat dikatakan, kompleksitas teknologi modern telah melampaui batas dimensi indrawi manusia dalam mencerna. Kondisi ini membentuk sikap (meminjam istilah Amir) – taken for granted dalam masyarakat kontemporer terhadap teknologi, yaitu suatu sikap yang menerima teknologi dengan mata tertutup. Sikap ini secara perlahan menggali jurang dalam yang menjebloskan manusia kedalam bencana kemanusiaan. Hal ini pula yang menyebabkan hilangnya rasa kemanusiaan di antara kita karena aspek nilai, etika dan moral telah banyak ditinggalkan oleh masyarakat.

Menurut Amir tidak perlu menjadi paranoid dan bersikap antiteknologi karena manusia tidak akan pernah lepas dari teknologi, yang dibutuhkan adalah suatu tingkat pemahaman teknologi yang lebih mendalam. Rosalind Williams mengatakan bahwa determinisme teknologi memungkinkan motivasi politis, ekonomi, dan ideologis para pemilik modal masuk ke dalam sistem teknologi dan mengurangi otoritas masyarakat dalam memilih arah teknologi. Namun bagi David Noble, determinisme teknologi tidak hanya memberi penjelasan yang tidak akurat tentang relasi antara manusia dan teknologi, tetapi juga terlalu  menyederhanakan dan bahkan mematikan makna dalam kehidupan manusia. Menurut Noble, pada satu sisi determinisme teknologi menawarkan janji-janji modernitas, namun pada sisi lain memaksakan suatu bentuk fatalisme.

2.2  Perkembangan Teknologi Komunikasi

Everrt M. Rogers menuliskan bahwa terdapat empat era komunikasi yang terjadi dimuka bumi ini. Kronologis perkembangan komunikasi antarmanusia sebagaimana diungkapkan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

ü  Periode I : Periode Tulisan, 4000 SM – hingga sekarang

Orang Sumeria mulai menulis di tanah liat. Tahun 1041, Pi Sheng ( Cina ) menemukan alat cetak buku sederhana. Namun, pada tahun 1241 di Korea masih menggunakan tanah liat sebagai alat tulis.

ü  Periode II : Periode Cetakan, 1456 – sekarang

Kitab suci Gutenberg dicetak dengan cetakan besi yang dilakukan dengan mesin hand press. Tahun 1833, sirkulasi media massa diawali dengan surat kabar Penny Press – The New York Sun. tahun 1839, Daguerre mengembangkan cara praktis fotografi untuk surat kabar.

ü  Periode III : Periode Telekomunikasi,1844 – sekarang

Tahun 1880 Heinrich Hertz menemukan elektromagnetik. Tahun 1844, Sammuel Morse pertama kali mengirim pesan melalui telegraf. Tahun 1876, Alexander Graham Bell pertama kali mengirim pesan melalui telepon. Tahun 1894, bioskop untuk pertama kali diperkenalkan kepada public. Tahun 1895, Guigliemo Marconi mengirim pesan melalui radio – komunikasi. Tahun 1912, Lee Forest menemukan vacuum tube (triode). Tahun 1920, siaran radio secara periodic diadakan oleh KDKA di Pittsburch. Tahun 1933,demonstrasi televisi oleh RCA. Tahun 1941, siaran televisi koomersial pertama.

ü  Periode IV : Periode komunikasi interaktif atau dua arah, 1946 – sekarang.

Tahun 1946, kerangka dasar computer (ENIAC) dengan 18 ribu vacuum tube pertama kali dibuat oleh University of Pennsylvenia. Tahun 1947, William Shockley, John Bardeen dan Walter Brattain menemukan transitor. Tahun 1965, video tape diciptakan oleh Ampex Company di Redwood City California, Amerika Serikat. Tahun 1957, Rusia meluncurukan satelit Sputnik. Tahun 1969, NASA meluncurkan misi APOLLO XI yang mendaratkan manusia pertama di bulan, Neil Amstrong, 20 Juli 1969. Apollo XI dikendalikan oleh minicomputer yang berukuran hanya 2 1/2 feet dan hanya 1/3 ribu dari ENIAC.

            Beberapa informasi yang cukup penting diketahui, yaitu : Tahun 1712, Joseph Newcombs menemukan prinsip dasar mesin uap. Tahun 1769, James Watt membuat mesin uap dan karena penemuan ini terjadilah revolusi industry di Inggris. Tahun 1983, J. George Bernodz dan Alex Muller menemukan bahan pembuat integrated circuit atau IC atau chips dari bahan keramik yang dapat berfungsi pada 30 derajat Kelvin (-243 derajat Celcius), yaitu dengan membenamkan bahan itu pada nitrogen cair. Oktober 1987, J. George Bernodz dan Alex Muller memenangkan hadiah Nobel untuk cabang Fisika Murni. Banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh manusia dari bahan baru dari keramik ini karena apabila bahan ini dipergunakan, energi yang hilang/terbuang relative o (Abrar, 1993 : 3-4).

Media interaktif adalah media yang dipakai untuk saling menukar informasi, baik untuk keperluan hiburan, pendidikan, bisnis maupun lain-lain dengan menggunakan computer, terminal video text, telepon atau layar televisi. Ciri utama media interaktif adalah memberi peluang untuk saling saling tukar informasi. Ciri ini menjadikan media interaktif berbeda dengan media massa. Sebab media massa adalah saluran komunikasi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan film yang bisa menjangkau khalayak luas dengan informasi yang berasal dari institusi. Maka itu, keliru pendapat yang mengatakan bahwa internet, yang notabene media interaktif, sebagai media massa (Abrar, 1993 : 18-19).

Teknologi  membentuk cara berpikir, berperilaku, dan bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi selanjutnya di dalam kehidupan manusia. Contohnya dari masyarakat yang belum mengenal huruf menjadi masyarakat yang canggih dengan perlatan cetak maupun electronik. Inti determinisme teori yaitu penemuan atau perkembangan teknologi komunikasi merupakan faktor yang mengubah kebudayaan manusia. Di mana menurut McLuhan, budaya kita dibentuk dari bagaimana cara kita berkomunikasi.

Perubahan pada mode komunikasi membentuk suatu budaya dengan melalui beberapa tahapan, yaitu :

1.      Penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya

2.      Perubahan didalam jenis-jenis komunikasi membentuk kehidupan manusia

3.      Peralatan untuk berkomunikasi mempengaruhi kehidupan kita sendiri

Dengan dilaluinya ketiga tahapan di atas, maka akhirnya peralatan tersebut membentuk atau mempengaruhi kehidupan manusia. Selanjutnya akan terjadi beberapa perubahan besar yang terbagi dalam empat periode/era, yaitu dapat dijelaskan dalam bagan di bawah ini :

Pertama, era kesukuan atau the tribal age. Pada periode ini, manusia hanya mengandalkan indera pendengaran dalam berkomunikasi. Mengucapkan secara lisan berupa dongeng, cerita, dan sejenisnya. Kedua, era tulisan atau the age of literacy. Manusia telah menemukan alfabet atau huruf sehingga tidak lagi mengandalkan lisan, melainkan mengandalkan pada tulisan. Ketiga, era cetak atau the print age. Masih ada kesinambungan dengan alfabet, namun lebih meluas manfaatnya karena telah ditemukan mesin cetak. Keempat, era elektronik atau the electronic age. Contoh dari teknologi komunikasi yaitu telephon, radio, telegram, film, televisi, komputer, dan internet sehingga manusia seperti hidup dalam global village.

Teknologi komunikasi yang digunakan dalam media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia atau menurut Em Griffin (2003 : 344) disebut nothing remains untouched by communication technology. Dan dalam perspektif McLuhan, bukan isi yang penting dari suatu media, melainkan media itu sendiri yang lebih penting atau medium is the message.

Determinisme teknologi media massa memunculkan dampak. Media massa mampu membentuk seperti apa manusia. Manusia mau diarahkan pada kehidupan yang lebih baik media massa punya peran. Namun demikian, media massa juga punya andil dalam memperburuk keberadaan manusia itu sendiri.

2.3  DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Dewasa ini begitu pesat perkembangan teknologi informasi di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi informasi yang pesat ini, peran serta dari masyarakat sangat besar dalam perkembangannya. Teknologi informasi juga membantu hubungan antar masyarakat menjadi lebih mudah dan efisien. Menurut Agustina (2010) dalam kehidupan sosial bermasyarakat peran teknologi informasi memberikan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Teknologi informasi mempunyai dampak positif dan negatif bagi kehidupan sosial di Indonesia.

Dampak positif teknologi informasi tentu yang diharapkan dalam kehidupan sosial, seperti masyarakat yang mulai mendapatkan informasi mengenai berita apapun dengan memanfaatkan media online. Majalah ataupun koran sudah mulai ditinggalkan. Selain itu dampak teknologi informasi juga mempengaruhi dari berbagai bidang, seperti bidang transportasi dapat diimplementasikan pembuatan E-Toll card (kemudahan pembayaran tol) yang sekarang juga sudah mulai diterapkan di Jakarta. Dalam bidang bisnis, pemanfaatan teknologi E-commerce sangat membantu para pengusaha dalam menjalankan usahanya. Dengan teknologi ini tidak perlu lagi proses jual beli secara face to face, namun cukup dengan bantuan jaringan internet semua proses bisa dilakukan dengan efisien. Kemudian dari bidang pendidikan dengan adanya E-learning memungkinkan proses belajar mengajar dari jarak jauh sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Masih banyak lagi dampak positif dari berkembangnya teknologi informasi di masa datang. Orang yang dulunya tidak tahu tentang sesuatu, sekarang menjadi tau; orang yang dulunya bodoh, sekarang menjadi pintar; orang yang dulunya sangat kolot, sekarang menjadi gaul; dan orang yang dulunya fanatisme buta, sekarang menjadi lebih toleran.

Namun kemajuan teknologi juga mempunyai dampak negatif pada aspek sosial budaya seperti kenakalan dan tindak penyimpangan dikalangan remaja dengan mengakses situs porno, dan oknum-oknum yang menggunakan media facebook sebagai media porstitusi yang jelas dapat merusak moral para generasi muda. Dampak negatif lain dari teknologi di masa depan juga melemahkan rasa gotong royong dan tolong menolong sebagaimana ini menjadi ciri khas masyarakat Indonesia. orang yang dulu sangat agamis, sekarang lebih sekuler; orang yang dulu berjiwa gotong royong, sekarang menjadi sangat individualistis; orang yang dulu sangat familier, sekarang menjadi kurang bersahabat; orang yang dulu sangat sopan, ramah dan tawaduk sekarang sangat arogan; orang yang dulu sangat produktif, sekarang menajadi lebih konsumtif; dan seterusnya.

Menurut saya, dampak kehidupan sosial di masa depan jika kita terbawa dampak negatif mungkin akan melemahnya rasa gotong royong, komunikasi menjadi lebih mudah sehingga tidak perlu tatap muka, dan dengan kemudahan yang diberikan oleh teknologi tersebut yang apaun pekerjaan bisa dikerjakan dengan komputer sehingga manusia akan menjadi malas. Sedangkan dari dampak positifnya yaitu kefektifan dari segi biaya dan waktu, misal kemajuan teknologi dibidang pendidikan dimana bisa mengajar dari jarak jauh sehingga meminimalkan biaya dan waktu.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Determinisme teknologi, artinya teknologi menjadi penentu dalam perubahan sosial masyarakat. Determinisme teknologi dapat diartikan bahwa setiap kejadian atau tindakan yang dilakukan manusia itu akibat pengaruh dari perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi tersebut tidak jarang membuat manusia bertindak di luar kemauan sendiri. Pada awalnya, manusialah yang membuat teknologi, tetapi lambat laun teknologilah yang justru memengaruhi setiap apa yang dilakukan manusia.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, disadari atau tidak, telah terjadi perubahan budaya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Teknologi telah mengubah hidup manusia. Perubahan itu bisa positif maupun negatif. Dampak positifnya yaitu kefektifan dari segi biaya dan waktu, misal kemajuan teknologi dibidang pendidikan dimana bisa mengajar dari jarak jauh sehingga meminimalkan biaya dan waktu. Sedangkan dampak negatif mungkin akan melemahnya rasa gotong royong, komunikasi menjadi lebih mudah sehingga tidak perlu tatap muka, dan dengan kemudahan yang diberikan oleh teknologi tersebut yang apaun pekerjaan bisa dikerjakan dengan komputer sehingga manusia akan menjadi malas.

Daftar Pustaka

Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selekta Komunikasi Pendekatan Budaya dan Agama. Bandung : Simbiosa Rekatama Media

http://nurmasetiana.blogspot.com/2011/11/teori-determinisme-teknologi.html diakses pada 10 Maret 2013 – 11.35

http://ronaldylesmana.blogspot.com/2012/11/makalah-perkembangan-teknologi.html diakses pada 10 Maret 2013 – 11.35

Tradisi Kritis Dalam Ilmu Komunikasi

Tradisi Kritis dalam komunikasi memang termasuk sulit untuk dikelompokan dalam satu varian teori. Wood (2004) mengelompokan dalam satu tema dengan judul critical communication theories yang meliputi teori feminis (feminist theory), teori kelompok bungkam (muted group theory), dan teori budaya (cultural theory). Little John dan Foss (2009) menempatkan tradisi kritis dalam komunikasi pada teori-teori tentang pelaku komunikasi, percakapan, kelompok, organisasi, media, dan budaya dan masyarakat.
Tradisi Kritis memiliki keragaman (Little John dan Foss, 2009), di antaranya:
Pertama, Tradisi Marx. Meskipun tradisi kriteklah muncul sejak Marx dan Friedrich Engels, marxisme merupakan cabang induk dari teori kritik. Merx mengajarkan bahwa cara-cara produksi dalam masyarakat menentukan sifat masyarakat. Oleh karena itu, ekonomi adalah dasar dari semua struktur sosial. Dalam system kapitalis, keuntungan mendorong produksi, suatu proses yang berakhir dengan menekan buruh atau pekerja. Hanya ketika pekerja menentang kelompok-kelompok dominan, cara-cara produksi dapat diubah dan kebebasan pekerja dapat dicapai. Kebebasan tersebut memajukan perkembangan sejarah secara alami. Ketika kekuatan-kekuatan oposisi bersinggungan dalam dialektik yang menghasilkan peringkat social yang lebih tinggi. Teori marxis klasik ini dinamakan the critique of political economy.
Kedua, Frankfurt School adalah cabang yang kedua dari teori kritik dan faktanya sangat bertanggung jawab terhadap kemunculan istilah critical theory. Frankfurt school masih sering digambarkan sebagai persamaan dengan istilah teori kritik. Frankfurt school mengacu kepada kelompok filsuf Jerman, sosiolog dan ekonom Max Horkheimer, Theodor Adorno dan Herbert Marcuse adalah diantara anggota-anggota yang paling terkenal-dihubungkan dengan institute fo Social Research yang didirikan di Frankfurt pada tahun 1923. Pengikut aliran ini percaya demi kebutuhan akan integrasi diantara kajian-khususnya filosofi, sosiologi, ekonomi dan sejarah – untuk mempromosikan filosofi social yang luas atau teori kritik yang mampu menawarkan pengujian yang komprehensif akan kontradiksi dan interkoneksi dalam masyarakat. Frankfurt School merupakan Marxis dalam inspirasinya; pertama, pengikutnya melihat kapitalisme sebagai tahap evolusi perkembangan sosialisme dan kemudia komunisme.
Ketiga, Teori kritik berada dalam paradigma modernis. Yaitu tradisi yang dibangun atas sebuah asumsi melalui jawaban ilmu pengetahuan, bahwa agen individu sebagai agen perubahan dan penemuan aspek budaya yang Cuma-Cuma.
Keempat, teori kritik yang dianggap melanggar modernitas dengan cara yang beragam. Di antaranya tradisi kritis dalam kelompok ini meliputi : 

Posmodernisme,  dalam pengertian yang umum adalah perpecahan antara modernitas dan proyek pencerahan. Posmodernisme muncul pada akhir masyarakat industry dan munculnya jaman informasi. Produksi barang-barang dianggap oleh posmodernisme sebagai jalan untuk memproduksi dan memanipulasi pengetahuan. Dimulai pada tahun 1970-an menolak elitism, puritanisme, dan sterelisitas’ rasional karena pluralism, relativitas, kebaruan (novelty) dan kontradiksi. Tokoh-tokohnya Jean-Francois Lyotard dst. 

Cultural Studies adalah sebuah tradisi kritik yang dihubungkan dengan ragam post-modernisme dalam tradisi kritik. Para teoretikus kajian budaya pada prinsipnya membahas tentang ideologi yang mendominasi sebuah budaya dengan mengkaji dampak terjadinya perubahan sosial dari sebuah ideologi yang dominan. Oleh karena itu kajian budaya bukan dalam definisi umum, tetapi budaya dalam arti “politis” dan kekuasaan yang kuat atas yang lemah.

Postrukturalisme, biasanya dianggap sebagai bagian dari proyek pos-modern karena pos-strukturalisme mengolah usaha modern dalam menemukan kebenaran-kebenaran universal, naratif, metode, dan makna yang digunakan untuk mengenal dunia. Tokoh-tokohnya di antaranya: Jaques Derrida tahun 1966. 

Post-kolonialisme, dengan kata kuncinya bahwa semua kebudayaan dipengaruhi oleh proses kekaisaran dari era kolonialisasi sampai saat ini”. Gagasan yang dikemukan oleh Edward Said (dalam Littlejohn and Foss, 2009) bahwa penjajahan menciptakan “kebedaan”. Penjajahan menciptakan stereotip pada populasi kelas tertentu dan warna kulit tertentu. Para tereotikus pos-kolonial mengkaji isu-isu sebagaimana yang dikaji oleh kajian budaya dan kritik, ras, kelas, dan gender, dan seksualitas tetapi semua distuasikan dalam susunan geopolitik dari hubungan Negara-negara serta sejarah antar Negara mereka.  

Kajian Feminis. Kajian feminis tidak sekedar menawarkan kajian gender. Feminis berusaha menawarkan teori-teori yang memusatkan pada pengalaman perempuan dan untuk membicarakan kategori-kategori gender dan sosial lainnya, termasuk ras, etnis, kelas, dan seksualitas. Kajian feminis dalam komunikasi misalnya bagaimana praktik komunikasi berfungsi menyebarkan ideologi-ideologi gender yang dimediasi oleh wacana.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "